Diposkan pada HIJRAH

Kemarau Hati


Air telaga hijau itu hampir mengering, diakibatkan kemarau panjang yang menghampiri hampir 1 tahun ini. Lihatlah di ujung sana! Rumput dan ranting tergolek lemah mengharap hujan, akar-akar menyeruak kehausan, tanah-tanah coklat meretakan polanya leluasa secara acak tandus dan gersang.

Panas, ketika meghirup.. Hawa itu terasa menyesakan. Perasaan ini halnya kemarau itu. Hati yang tak terkawal mengharapkan kedatangan dirimu. Jauh pendam kurasakan rindu ini. Aku tak tahu keberadaanmu tanpa jejak. Dan kesan yang kurasakan karena mengharapkan cinta,  cinta dibalik hujan yang menyejukan.

daun keringWahai, kemarau..
Aku tak ingin resah, tak berdaya karena teriknya pengharapan,
Aku tak ingin merintih sedih karena keringnya air mata,
Aku tak ingin merasakan sepi yang tiada bertepi,

Wahai, kemarau..
Aku tak boleh lelah,
Aku tak boleh lengah,

Dibalik semua itu akan ada pengorbanan.

Wahai, kemarau..
Telaga itu tak kan kering,
Tetesan harapan walau hanya setitik ia akan terus tumbuh,
Seiring doa dan pengharapan dalam hidup terhadap Sang Kuasa,

Hujan akan datang menghampiri pada waktu yang tepat,
Yang akan menyampaikan kelak rasa rindu yang kutanam,
Dan berharap campur dengan bias cahaya dan busur cinta di jiwa,
Menjadikan pelangi berada dalam satu garis lurus bersama hati ini..

..Akan ku jemput pelangi disaat kemarau datang..

my signature 3

Penulis:

Just an ordinary people

2 tanggapan untuk “Kemarau Hati

Tinggalkan Balasan ke nadwie Batalkan balasan